Postingan

Cloud Computing

Di berbagai bidang teknologi informasi, orang bekerja keras mengembangkan apa yang disebut ‘internetnya masa depan’. Tidak perlu lagi memasang mesin berdengung di bawah meja kerja. Yang dibutuhkan hanya sebuah layar, keyboard dan semacam ’stopkontak cerdas’. Internet -dan penggunaan komputer- dalam waktu dekat mengingatkan kita akan situasi distribusi radio pada jaman dulu. Microsoft, industri piranti lunak raksasa, mengembangkan “komputasi awan” versinya sendiri. (Terjemahan Wikipedia- komputasi awan, bahasa dari Bahasa Inggris: cloud computing, adalah penggunaan teknologi komputer untuk pengembangan berbasis Internet.) Keuntungan konsumen jelas: memakai komputer makin murah dan hemat energi. Internet bukan lagi cuma memberi informasi kepada para pengguna. Piranti lunak lengkap dan sistem operasional juga tersedia secara online. Dengan kata lain, internet dan semua yang terkait dengannya, menjadi terminal pusat pengaturan peralatan rumah tangga termasuk gas dan listrik. “Yang dilak

PELACUR Oleh : Goenawan Mohamad

Dengan tubuhnya yang gempal perempuan itu memecah batu, dengan tubuhnya yang tebal ia seorang pelacur. Namanya Nur Hidayah, 35 tahun, kelahiran Tulungagung, Jawa Timur. Ia seorang istri yang ditinggalkan suami (meskipun mereka belum bercerai), ia ibu dari lima anak yang praktis yatim. Tiap pagi, setelah Tegar, anaknya yang berumur enam tahun, berangkat ke sekolah dengan ojek, Nur datang ke tempat kerjanya. Di sana ia mengangkut batu, kemudian memecah-mecahnya, untuk dijual ke pemborong bangunan. Nova, empat tahun, anak bungsunya, selalu dibawanya. Nur bekerja sekitar lima jam sampai tengah hari. Lalu ia pulang. Tegar akan sudah kembali ke rumah kontrakan mereka, dan Nur bisa bermain dengan kedua anak itu. Sampai pukul tiga sore. Matahari sudah mulai turun ketika Nur membawa kedua anaknya ke tempat penitipan milik Ibu In, yang ia bayar Rp 20 ribu sehari. Lalu ia berdandan: memasang lipstik tebal, berpupur, mengenakan baju terbaik. Lepas magrib, ia naik ojek dari kampung Mujang itu ke Gu

SALIDIN oleh : Goenawan Mohamad

Saya coba mendoakan arwah Saladin di depan makamnya, di sebuah ruangan di belakang Masjid Umayyah yang berumur lebih dari 12 abad itu di Damaskus. Tapi konsentrasi diri saya rasanya tak betul. Barangkali sesuatu telah mengganggu hati saya. Makam itu –makam orang yang termasyhur dalam sejarah itu, orang yang besar jasanya itu, orang yang dipuji bahkan oleh musuh-musuhnya itu– terasa kusam. Seperti kesedihan yang dicoba disembunyikan, ruangan itu kelabu. Sebuah kubur dengan nisan yang tinggi tapi hanya tampil serasa kayu lapuk, logam yang aus. Sebuah ruang sekitar 4 X 6 meter, yang seperti kamar yang kehilangan peminat. Warna-warnanya hambar. Cahaya pudar. Sawang tebal. Debu. Orang tak akan tahu dengan segera bahwa di sinilah Sultan Saladin, pahlawan Islam dalam Perang Salib, terkubur. Hanya sebuah gambar kertas yang buruk –mungkin wajahnya– tergantung di dinding. Makam memang tidak untuk dijadikan ruang pameran. Kubur memang hanya pertanda kesementaraan kita –juga keterbatasan seorang

Widget Untuk Melihat Berapa Banyak Pengunjung di Blog Kita

Bagi para sobat yang menginginkan agar bisa melihat beberapa banyak pengunjung yang mengunjungi blog atau situs kita, kita bisa menggunakan whos.amung.us. Ini merupakan salah satu dari beberapa banyak web penyedia seperti ini. Menurut aku, ini lebih simple dan praktis. Berdasarkan pengalaman aku, kita tinggal copy paste di gadget javasript/html pada blog kita. Bagi sobat yang ingin memasang whos.amung.us begini caranya. 1. Kunjungi http://whos.amung.us/ 2. Setelah halamannya muncul, lihat di bagian tengah, ada script preferred code. 3. Copy scriptnya. Berikut adalah contoh scriptnya : <script type="text/javascript" src="http://widgets.amung.us/classic.js"></script><script type="text/javascript">WAU_classic('vtpfxh91js8j')</script> 4. Login blog, menuju ke tata letak >>> elemen halaman. Tambah gadget, pilih html/javascript. 5. Pastekan scriptnya. Jangan lupa di simpan. Bagaimana? mudah dan simpelkan? Semoga sobat ber

The Death Of SukardaL oleh : Goenawan Mohamad

Sukardal, 53, tukang becak mati gantung diri, karena becaknya tgl 2 juli 1986 disita petugas tibum. Seorang dari sekian ratus ribu yang kehilangan mata pencarian di indonesia. ia mati tapi tidak membisu. SUKARDAL menggantung diri pada umurnya yang ke-53. Tukang becak tua ini kehilangan becaknya, pada tanggal 2 Juli 1986 malam, di sebuah perempatan Kota Bandung. Para petugas Tibum, sesuai dengan peraturan dan perintah atasan, menyita becak itu. “Kasihan,” kata sebagian orang. “Kok sampai begitu,” kata sebagian yang lain. “Tapi putus asa adalah dosa,” kata para pemberi petuah (dan iklan tabib). “Ekstrem,” kata seorang pejabat. “Barangkali ada pihak ketiga,” kata pejabat lain. Sukardal mungkin tidak tahu siapa pihak ketiga, siapa pihak pertama, siapa pihak kedua. Ia telah mencoba berebut mempertahankan becaknya dari sitaan petugas. Ia telah diseret ke arah parit. Ia telah menendang. Ia telah diseret lagi dan dina

INDONESIA oleh : Goenawan Mohamad

KADANG-KADANG saya berpikir, apa gerangan yang ada dalam pikiran bapak saya beberapa saat sebelum ia ditembak mati. Kadang-kadang saya ingin membayangkan, ia menyebut nama ”Indonesia” di bibirnya, atau ”Indonesia merdeka”, tapi tentu saja ini satu imajinasi klise, dan sebab itu tiap kali muncul cepat-cepat saya stop. Bukan mustahil bapak ketakutan di depan regu tembak pasukan pendudukan Belanda itu. Atau ia pasrah? Yang agaknya pasti, beberapa puluh menit, atau beberapa puluh detik kemudian, seluruh ketakutan (atau sikap pasrah, atau jangan-jangan kecongkakan yang tampil seperti keberanian) pun punah: peluru-peluru menembus batok kepalanya. Darah muncrat, ia roboh, tak akan pernah pulang lagi. Di tengah perkabungan, seluruh keluarga kami ketakutan dan menangis. Hanya ibu yang teguh: seperti tiang rumah yang ajaib. Ia menangis tapi ia menenangkan kami semua dan mengambil alih persiapan pemakaman dan perkabungan yang tergesa-gesa itu. Kini saya mencoba mengerti kenapa ibu dapat demikian